Music Review: Efek Rumah Kaca

Yup, Efek Rumah Kaca, salah satu band di Indonesia, yang ngebawain musik mereka sendiri, yang disebut indie. Beberapa orang bilang, musik indie adalah gelombang baru dalam musik. Dan, sekarang musik indie mulai bangkit, terutama di Indonesia. Sejarah lengkapnya, gue tulis di kesempatan laen aja yak. Sekarang, gue cuman pengen nulis soal band Efek Rumah Kaca.

Band ini, Efek Rumah Kaca, punya gaya mereka tersendiri. Sekilas, musik mereka kedengerannya kaya' Muse. Tapi, gue nyadar koq, kalo itu bukan Muse. Beberapa orang bilang hal yang sama. Tapi tetep aja, Efek Rumah Kaca punya musik mereka sendiri. Juga lirik lagunya. Beda daripada band laen yang pernah gue denger. Lirik lagu mereka soal kepedulian sosial. Kebanyakan adalah, soal masalah2 yang sering kita temui setiap harinya.

Salah satu lagu mereka yang paling gue suka, judulnya Di Udara. Di lagu ini, mereka ngasitau soal gimana kita bisa terbunuh di mana aja, kapan aja, dan dengan cara apa aja. Gue pikir sih, lagu ini terinspirasi sama salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia, yang berjuang untuk HAM di Indonesia. Namanya Munir, yang tewas karena diracuni di pesawat, saat dia dalam perjalanan dari Indonesia, ke Belanda, beberapa tahun yang lalu.

Nih, gue tulis lirik lagunya,

Di udara
Aku sering diancam
Juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan
Sampai dimana kapan?

Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan

Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti..

Aku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
Dikursilistrikkan ataupun ditikam

Yah, lagu itu yang gue paling suka. Karena (lagi2) itu ngingetin gue ke Munir. Mudah2an, lagu ini bisa nyadarin orang2 buat mensyukuri hidup mereka, karena ga ada anceman terhadap mereka, seperti ke Munir.

Kata untuk Efek Rumah Kaca: MENGINSPIRASI BANGET!